Wednesday, February 12, 2014

Bila Kau Bahagia, Aku Juga

Ada kalanya seseorang yang lama berpacaran atau telah berjanji mengikat tali kasih,di ujung perjalanan ternyata tidak sesuai antara harapan dan kenyataan. Bukan jodohnya; salah satu pihak dijodohkan oleh orang tua, atau ada sebab-sebab lain yang menyebabkannya gagal melangkah ke jenjang pernikahan. Maka,sebagaimana bentuk kedewasaan atau ketegaran biasanya salah satu pihak akan berkata, " Bila kau bahagia,aku pun bahagia".

Tapi,benarkah perkataan tersebut tulus dan murni dari hati,atau sekedar basa basi di lidah?
Pasalnya,tidak jarang dijumpai,mulutnya berkata tegar.,namun hatinya belum bisa menerima. Di depan si dia bisa tersenyum ceria, namun begitu sampai rumahhujan air mata.

Menyikapi hal seperti itu teruslah melangkah dan persiapkan mentalmu untuk menghadapi kenyataan. Awalnya memang sulit. Tapi, ketika engkau terus berusaha semampumu, engkau pun akan bisa berkata dengan tulus dan murni dari hati, "Bila kau bahagia,aku pun...... insya Allah bahagia!".

Sudah beranikah kamu berkata seperti itu?
(Isi pada kolom komentar jawabannya)

Saya percaya,sebetulnya bikan soal berani atau tidaknya kamu berkata, tapi bagaimana kamu bisa menerima kenyataan yang ada. Kalau sekadar kata-kata,semua orang bisa. Namun, Untu ikhlas menerima memerlukan perjuangan dan komitmen yang luar biasa. Selain itu,Diperlukan pula keyakinan yang teguh bahwa itu semua seudah ada dalam skenario-Nya. Atas dasar itu,sikap husnuzan atau berbaik sangka kepada-Nya akan senantiasa tertanam dalam dada.

Author Box

Hai Aku bukan lah orang yang gampang merayu orang aku ini pemalu

  • Share to Facebook
  • Share to Twitter
  • Share to Google+
  • Share to Stumble Upon
  • Share to Evernote
  • Share to Blogger
  • Share to Email
  • Share to Yahoo Messenger
  • More...

0 blogger-facebook:

Post a Comment